Sabtu, 21 Februari 2015

Elegi sebuah Negeri (?)


Ditulis pada, 9 April 2014 pukul 21:45

Bak benang basah yang berusaha ditegakkan. sangat sulit jika kita brpikir tentang sebuah negeri yang biar Tuhan yang Tahu "AKU CINTA NEGERIKU INI". kutulis tulisan ini sambil berkaca. disini banyak mereka yang bertindak dengan kata, namun jarang yang kemudian bertindak dengan kerja (entahlah mungkin aku salah satunya).. sekalipun bekerja, memiliki tahta lalu kemudia lupa. Masa kampanye sibuk mendulang suara rakyat untuk menang, pencitraan yang dilakukan dengan menguasai media, mendongkrak elektabilitas partai politik dengan berbagai cara, apapun itu, satu kata yang jadi orientasi “MENANG”, tak perduli dengan cara apa dan apa dampaknya utk rakyat dibawahnya..

Bak robot hidup yang hanya diberikan stimulus lalu kemudian merespon cepat tanpa pikir panjang, begitulah kemudian rakyat didik. Bagaimana tidak? Orang terdidik namun bersikap membodohi, meracuni pemikiran orang lain, lempar batu sembunyi tangan, atau bahkan saling menjatuhkan satu sama lainnya. Tak ubahnya masa purba yang kuat adalah mereka yang mampu menguasai yang lemah. Rakyat dididik dengan hiburan dan uang, salah satu cara partai politik mendulang dalam mendulang suara. Yang lemah diam, berdaya namun tak diberikan pemhaman atasnya, bermanfaat namun malah dibodoh. Sebagian mereka terjebak asik dalam system yang mungkin melenakkan, sebagian muda yang lain justru terlalu sibuk berbicara tentang makna merdeka menurtnya, bangga akan jiwanya yang selalu membuncah, berani berteriak lantang tapi kadang tak berpikir panjang..

Kata orang muda pernah berkata padaku, “anak muda harus Idealis!” tapi jujur aku bingung, malah justru idealism mereka yang justru mereka gadaikan sendiri untuk kepentingan golonganya bahkan “Partainya”. Lalu apa makna netralitas yang mereka katakan selama ini? Aku hanya tak paham dan bingung harus bertanya pada siapa tentang makna itu..

Sebuah elegy memang, dikampus yang mereka selalu biang inilah miniature Negara, begitu banyak mereka berteriak atau bahkan mengkritik segala macam hal, pemerintah atau bahkan system birokrasi. Namun, malah justru diluar kampus malah justru mereka sendiri yang menjadi saksi dan ikut kampanye atau tim sukses partai politiknya -_-‘ . lalu kemudian apa makna sesungguhnya kata “Idealisme” yang selalu mereka teriakan dikampusnya?

Banyak berpikir jauh tentang negeriku ini, disini begitu deras moralitas digerus justru oleh orang orag pintar. Beberapa waktu yang lalu dari salah satu sumber berita , diberikatakan bahwa banyak sekali ditemukan alat kontrasepsi habis pakai di gedung DPR RI. Tak ayal memang, gaji selangit dan fasilitas oke yang selalu dijanjikan, mungkin melenakkan jiwa jiwa mereka yang ada disana, hingga akhirnya menggerus akal sehat mereka sendiri sampai sampai tak mampu membedakan mana baik atau buruknya sesuatu, lupa kemudian bagaimana menggunakan akal pikiran manusia sampai akhirnya hanya mampu berpikir menggunakan insting da berperilaku layaknya hewan yang tak memiliki adab. Tak ingat mereka, kemudian para pejuang terdahulu merelakan darahnya tumpah di bumi Indonesia untuk satu harga mahal yang bernama kemerdekaan. Tak ingat pula mereka dengan hebat dan heroiknya perjuangan perdebatan sang proklamator bangsa dan orang terdahulu berkata “Merdeka” dengan lantangnya.

Maka kemudian aku berpikir, pantaslah sampai saat ini apatisme itu banyak menjangkiti masyarakat Indonesia. Usah salahkan mereka, karena keadaan yang memang terkadang medidik mereka seprti itu. APATISME-PEMILU-NEGERI-PEMBODOHAN Entahlah kepada siapa kemudian aku harus mengadu, aku pun malu, bahkan terkadang tak kuasa menahan air mata yang jatuh tanpa disadari, tak mampu merubah itu semua sedang beban dipundak saja sudah terasa amat berat. Ingin rasanya mengadu dan bertanya kepada mereka kawanku dikampus Hijau ini, tentang makna idealisme dan netralitas yang dalam setiap diskusi mereka ucapkan lantang bak meyakinkan.. namun jujur saja aku kecewa dengan mereka yang rela menggadaikan apa yang mereka ucapkan untuk kepentingan golongannya. Timbullah kemudian sebuah kesimpulan bahwa teriakan lantang mereka selama ini kemudian hanya bentuk bualan belaka. Entahlah—mungkin itu yang kemudian sampai detik ini aku merasa malas bergabung atau bergerak bersama mereka. Terlalu mahal bagiku harga itu bila harus ku gadaikan, karena terlalu cinta aku dengan negeriku! Apapun itu wahai negeriku! Biarlah aku tetap mencintaimu! Tak pernah kemudian aku ragu mencintaimu! Jika tidak ada lagi yang peduli, maka biarkan aku yang cukup rela mencintaimu hingga akhir hayatku! Sekelumit Tulisan inilah yang pasti ku baca kembali jika masa depan itu datang padaku! Biar aku yang coba cari sendiri makna dari kata ini “CINTA” “NEGERI” “IDEALISME” !!!!!

2 komentar:

  1. Casinos Near Me - Casino Near Me - Mapyro
    The 강원도 출장샵 Best 충청남도 출장마사지 Casinos Near Me · 인천광역 출장안마 Top Casino in Las Vegas, NV · Hollywood Casino at Charles Town 속초 출장샵 Races · Casa America · Hollywood 대구광역 출장안마 Casino at Charles Town Races

    BalasHapus