Sabtu, 21 Februari 2015

DI BALIK GUNDUKAN BARANG BEKAS (cerita dibalik pendirian comdev FIP UNJ)

Ditulis pada, 2 Februari 2012 pukul 12:41

---------------------
Kawan, pernahkah kau bayangkan bahwa setiap sesuatu yang ada di dunia ini tidakkah kekal????? Apa yang kau miliki adalah sebuah anugerah yang sangat luar biasa jika kau pikirkan lebih dalam kawan. Belajarlah dari kisah ini kawan, sebuah kisah yang sangat inspiratif, kisah yang tanpa rekayasa sedikit pun, dijamin 100% asli..

Kisah ini berasal dari pengalaman gw waktu punya rencana buat ng’diriin Community-Development bareng temen-temen kampus tercinta gw (UNJ) yang tergabung di tim aksi FIP Green Team (FGT). “pejuang tak butuh dikenal”, mungkin ungkapan inilah yang pantas kiranya untuk disematkan kepada seorang ibu yang berstatus sebagai ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman kumuh dibilangan pasar Sunan Giri, Jakarta Timur. Panggil saja ia ibu Meri, Sosok wanita inspiratif yang punya semangat yang sangat luar biasa. Seorang wanita yang memiliki dua anak ini sangat peka terhadap lingkungan social sekitar rumahnya. Wanita yang rela mengorbankan hartanya meskipun suaminya hanya bekerja sebagai seorang Office Boy di salah satu kantor di wilayah Utan Kayu, Jakarta Timur. Dengan penuh semangat yang tinggi, di dorong dengan motivasinya yang teramat mulia, sang ibu rela meluangkan waktunya untuk sebuah perubahan yang berarti untuk lingkungannya. Ibu Meri rela membagi tanahnya yang dimilikinya untuk mendirikan sebuah tempat ibadah (musholla) kecil dengan ukuran tidak lebih dari 8x5 meter. Musholla kecil itu ia beri nama Musholla At-Taubah. Musholla itu didirikan atas dasar keprihatinannya dengan keadaan lingkungan tempat ia bermukim yang tidak sama sekali mengenal Tuhan, hanya segelintir orang yang memeluk agama. Sebuah keprihatinan, ditengah kemajuan zaman. Salah satu bukti yang real, hasil dari ketidaksiapan manusia dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, dan tidak dibarengi dengan kesiapan mental dan pengetahuan spiritual manusia. Ibu Meri yang ternyata berlatar belakang seorang mualaf itu juga berinisiatif mendirikan sebuah Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) untuk anak-anak yang tinggal di lingkungan tersebut. Tidak pernah disangka oleh ibu Meri sebelumnya memang karena partisipasi anak-anak di lingkungan tersebut sangatlah besar, motivasi mereka murni semata-mata untuk mengenyam pelajaran agama. Bukan merupakan hal yang mudah memang ketika di awal pendiriannya. Tidak sedikit masyarakat yang memiliki ‘keyakinan’ agama yang berbeda menentang pendiriaan musholla sekaligus Taman Pendidikan Al-Qur’an tersebut. Meskipun dengan aral yang menentang dan duri yang menghalangi jalan juangnya, ibu Meri memiliki semangat yang luar biasa.
Nah Ini dia Ibu Meri :D

Kawan, Sosok yang inspiratif seperti bu Meri, sangatlah jarang kita temui di masa sekarang. Kalaupun ada pasti jumlah perbandingannya hanya 1:100 saja. Agen-agen perubahan seperti Ibu Merilah yang semestinya menjadi panutan dan contoh untuk kalian wahai Mahasiswa yang mengaku sebagai Agent of change, kalian yang mengaku sebagai pahlawan pejuang rakyat!!!!! Jangan hanya bergerak untuk aksi dengan orasi-orasimu saja!! Bukan hanya dengan sindiran dan propagandamu saja, tapi wujudkanlah dengan kontribusi nyatamu membangun negeri !!! Cek juga kegiatan kita di Rumah Belajar Teras Koalisi Sudah saatnya kawan, Bergeraklah untuk Indonesia tercinta!!!!

0 komentar:

Posting Komentar